Cari Blog Ini

Mukoddimah

Bismillahirrohmaninnrohim...

Rabu, 06 Februari 2013

Song Fic (Rindu)

Senja !!!
Entah ini sudah senja ke berapa yang Yoona habiskan di bandara ini. Mungkin sudah senja yang ke-99. Duduk terdiam di depan pintu kedatangan, mengenakan baju terbaiknya, dan berdandan secantik mungkin. Yoona menunggu seseorang, selalu begitu setiap senja tiba.
Semoga hari ini dia datang. Yoona mendesah dalam. Dia masih setia menunggu seseorang yang amat dicintainya. Lee Jong Hyun, namjachingunya yang saat ini sedang meneruskan studynya di Jepang. Sudah sangat lama ia memendam rindu untuk namjachingunya itu. Rindu yang teramat dalam. Parah malahan. Dan ia berharap akan bertemu Jong Hyun hari ini, menuntaskan semua rindu yang ia simpan.
Satu detik...

Satu menit...

Satu Jam...

Yoona masih setia menunggu. Memasang senyum terbaiknya. Pesawat Jong Hyun seharusnya sudah mendarat sejak sejam yang lalu. Mungkin pesawatnya delay, Yoona menenangkan hatinya.

Dua jam...

Tiga Jam...

Dan ini sudah pesawat terakhir yang mendarat dari Jepang. Yoona masih tetap tersenyum, mungkin di pesawat terakhir itu Jong Hyun menumpang. Yoona melihat ke sana kemari, tapi nihil.
Dia tidak pulang lagi hari ini. Mungkin pesawat besok. Tunggu aku besok, Jong Hyun.

Selama aku mencari
Selama aku menanti
Bayang-bayangmu di batas senja
Matahari membakar rinduku
Ku melayang, terbang tinggi...

***
Senja ke seratus sejak pertama kalinya Yoona berdandan cantik untuk bertemu Jong Hyun, dan hingga hari ini pun Yoona masih berdandan cantik, mengenakan baju terbaiknya, memasang senyum terbaiknya dan tetap duduk setia menunggu di depan pintu kedatangan.
Hari ini Jong Hyun pasti datang. Yoona meyakinkan dirinya.

Satu jam...

Dua jam...

Tiga Jam..
.

Pesawat terakhir dari Jepang sudah mendarat, tapi tetap tak ada Jong Hyun di dalamnya. Yoona mendasah lagi. Ini sudah senja ke seratus, kenapa Jong Hyun belum datang juga? Apa mungkin besok? Ah, kurasa besok. Yoona berusaha menenangkan dirinya sendiri. Membesarkan hatinya sendiri dengan meyakini bahwa Jong Hyun pasti pulang, besok senja.
Sudah hampir larut, Yoona akhirnya memilih untuk meninggalkan bandara, dia berjalan dengan sangat gontai. Rasa rindunya pada Jong Hyun semakin membuncah.
Hyunnie... Aku sangat merindukanmu, kapan kau pulang?

CKKITT BRAK !!!

***
Yoona membuka matanya sesaat setelah sinar matahari memaksa masuk melalui celah-celah matanya. Yeoja itu kaget saat mendapati dirinya tengah berada di suatu lapangan yang luas. Ini... Ini dimana? Bukankah tadi...
Yoona melihat sekitarnya, asing memang. Tak ada satupun yang bisa ia kenali, lapangan itu terlalu luas.
Yoona merasakan matanya tertutup oleh tangan seseorang. Yoona yakin kalau yang menutup matanya adalah seorang namja dari besarnya tangan yang menutup matanya itu.
"Jagiya" Yoona terkesiap saat suara lembut namja itu menyusup ke telinganya. Suara yang amat dia kenal.
"Hyun... Kaukah itu?"
Jong Hyun, namja yang menutup mata Yoona tadi melepaskan tangannya dari mata Yoona, lantas tertawa dan memposisikan dirinya di samping Yoona.
"Kenapa kau baru datang sekarang? Bukankah kau janji akan datang tiga bulan yang lalu, Hyun? Kau tega sekali tidak memberi kabar. Susah dihubungi pula."
"Mianhae, Jagiya. Aku banyak urusan yang harus aku selesaikan." Jong Hyun merengkuh Yoona dalam pelukannya.
"Kau tega sekali membuatku menunggumu setiap senja di bandara. Tapi kau tidak pernah datang juga."
"Mianhae, jeongmal mianhae, Jagiya. Yang penting sekarang aku ada di sini menemanimu, kan?" Jong Hyun membelai rambut panjang Yoona dan Yoona semakin dalam membenamkan dirinya dalam pelukan Jong Hyun, dan seketika kerinduan itu menguap.

Bersama mega-mega
Menembus dinding waktu
Ku terbaring dan pejamkan mata
Dalam hati kupanggil namamu
Semoga saja kau dengar dan merasakan...

***

Yoona membuka matanya. Dia melihat sekelilingnya, dan ia sekarang sedang terbaring di atas ranjang putih dalam sebuah kamar yang semuanya serba putih. Ini? Bukankah tadi aku? Jong Hyun? Yoona tersentak, dan langsung terduduk di ranjangnya.
"Noona, kau sudah bangun?" Tanya Min Hyuk yang juga kaget karena Yoona tiba-tiba terbangun.
"Jong Hyun dimana?"
"Tenanglah Noona, nanti hyung datang. Aku panggil dokter dulu yah." Minhyuk pergi meninggalkan Yoona sendirian lagi di kamar itu. Min Hyuk adalah sahabat Jong Hyun yang sudah Jong Hyun anggap sebagai adiknya sendiri.
"Dokter? Bukankah tadi aku bersama Jong Hyun di lapangan?"
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, dan Yoona kaget ketika mendapati seorang namja tampan masuk ke dalam ruangan itu. Namja yang sangat ia kenal. Namja yang mengisi hatinya selama dua tahun ini. Lee Jong Hyun. Hari ini ia tampan sekali. Wajahnya jauh lebih bercahaya di banding sebelumnya.
"Hyun... Kau?" Yoona tergagap
Jong Hyun tersenyum, lalu duduk di samping ranjang Yoona.
"Aku senang kau sudah sadar, Jagi. Mianhae membuatmu menungguku setiap senja." Jong Hyun merengkuh tubuh Yoona ke dalam pelukannya. Pelukan yang sudah lama Yoona rindukan. Pelukan yang amat membuatnya nyaman.
"Kau tidak usah menungguku lagi, Jagi. Aku sudah di sini sekarang. Saranghae" Jong Hyun melepaskan pelukannya dan memandang Yoona dengan lekat. Lantas dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Yoona hingga hidung mereka bersentuhan. Dan sesaat kemudian, bibir Jong Hyun menyentuh bibir Yoona dengan lembut.

Min Hyuk masuk kamar Yoona bersama seorang dokter, seketika pipi Yoona memerah karena dia yakin bahwa Min Hyuk melihatnya sedang berciuman dengan Jong Hyun tadi.
"Kau kenapa, noona? Mukamu merah begitu? Apa karena dokter Jung ini tampan?" Min Hyuk menggoda Yoona yang tersenyum-senyum sendiri dengan pipi yang merona merah.
"Eh?" Yoona kaget, "Tidak kah kau tadi melihat aku dan Jong Hyun?"
Huft.. Min Hyuk menghela nafas, "Tidak ada Jong Hyun hyung di sini, noona."
"Ada, hyukkie. Dia di sampingku." Yoona menoleh ke arah yang ia yakini bahwa itu keberadaan Jong Hyun. Tidak ada.
"Hyunnie... Kau dimana? Kenapa kau cepat sekali pergi?" Yoona mulai tergagap, dan sesaat kemudian ia menangis.
"Hyunnie..." Yoona terisak "Kau... Dimana?"

Getaran di hatiku
Yang lama haus akan belaianmu
Seperti saat dulu
Saat-saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini
Dan kau bisikkan kata
Kata aku cinta kepadamu


***
Senja !!!
Sudah senja ke-105 sejak Jong Hyun berjanji untuk pulang. Senja ini, seperti biasa, Yoona sudah bersiap-siap. Memakai pakaian terbaiknya, berdandan yang sangat cantik dan menampilkan senyum terbaiknya. Yoona melangkahkan kakinya dengan riang. Bukan, bukan ke bandara untuk menjemput Jong Hyun tapi... Menyusul Jong Hyun. Jika Jong Hyun tidak pernah datang, maka aku yang harus menyusulnya. Tunggu aku, Hyunnie. Bisik Yoona dalam hati.

Yoona melangkahkan kaki menuju suatu tempat... Padang rumput yang luar biasa indahnya. Yoona duduk di salah satu sisinya, menengadahkan wajahnya ke arah langit. Hamparan awan dan langit yang sudah memerah tampak sangat indah sekali. Ini tempat saat Jong Hyun mengucapkan kalimat ajaib itu, saat dia bilang betapa dia mencintai Yoona dan menginginkan gadis itu menjadi istrinya. Tempat dimana Jong Hyun menyematkan cincin di jari manis Yoona, tanda ikatan mereka... Setahun yang lalu.. Di bawah senja...
"Jagiya... Kalo kita punya anak nanti kita kasih nama Hyun-ah yah. " Ucap Jonghyun sambil memeluk Yoona yang sedang berbaring di sampingnya.
Yoona melirik Jonghyun. Tersenyum. "Saranghae, Hyun"
"Nado" dan sesaat kemudian bibir lembut Jong Hyun mengecup puncak kepala Yoona.

Yoona menangis tersedu. Bayangan itu... Kenangan itu, sungguh Yoona sangat rindu masa-masa itu. Yoona telah kehilangan... Kehilangan sebelah hatinya yang membuat ia sungguh tak sanggup hidup. Yoona menangis... Dan sesaat kemudian semua bayangan tentang masa indah mereka seperti video yang terus berputar-putar di benak Yoona. Air mata Yoona semakin deras, dan sesaat kemudian ia berjalan seperti orang linglung menuju sungai yang ada di sekitar tempat itu... Yoona putus asa.. Ia merasa kehilangan... Dan kenyataan itu membuatnya sangat tersiksa. Jujur saja, dalam diri gadis itu sudah tidak ada lagi semangat untuk hidup.
Yoona berjalan gontai... Niatnya sudah sangat bulat. Ia ingin menyusul Jong Hyun. Sangat ingin... Melalui sungai itu, menyusul bayangan Jong Hyun.

"Noona !!!" Min Hyuk berteriak sambil terus berlari menuju Yoona yang telah berdiri di tepi sungai itu. Bersiap melompat dan mengakhiri semuanya... Menyusul bayangan Jong Hyun.

Peluhku berjatuhan menikmati sentuhan
Perasaan yang teramat dalam
Tlah kau bawa segala yang kupunya
Segala yang kupunya


***
Yoona sudah terlambat setengah jam ketika pesawat Jong Hyun mendarat di bandara. Hari ini Jong Hyun pulang. Yoona amat rindu. Hari ini Yoona amat cantik, dengan rambut yang dikuncir setengah dan dengan dress putih selutut, ia menuju bandara untuk menjemput Jong Hyun.

"Jagiyaaa." Yoona melambai ke arah Jong Hyun yang tersenyum sambil menenteng tas hitam besarnya. Jong Hyun juga tersenyum, menampakkan lesung pipit yang selalu Yoona rindukan.
"Ayo makan, aku lapar." Yoona beraegyo. Manis sekali. Menuntun Jong Hyun menuju salah satu restoran di bandara itu. Seperti biasa, Yoona memesan makanan favoritnya. Tapi Jong Hyun hanya memesan minum...
"Jagi..." Jong Hyun mulai menimbang nimbang untuk berbicara "Kita akhiri saja hubungan ini."
Yoona menghentikan aktivitas makannya, ada rasa sakit menghujam di dadanya.
"Wae?"
"Kita sudah tidak cocok. Aku tidak bisa melaksanakan pernikahan denganmu secepatnya."
"Tapi kan aku bisa nunggu kamu, Jagi. Kapanpun... Setahun lagi, bahkan sampai lima tahun lagi pun, aku masih mau." Nafsu makan Yoona mendadak hilang
"Tidak bisa... Tidak bisa bahkan sampai kapanpun"
"Wae?" Sungguh, Yoona sudah mati-matian menahan air matanya. Nafsu makannya benar-benar hilang saat itu juga.
"Aku sudah tidak pantas untukmu lagi, jagi. Mianhae"
"Wae? Kau... Kenapa? Bukankah kita tidak ada masalah?"
"Aku selingkuh, Yoon."
"Hanya sekedar teman kan? Nggak masalah, jagi. Enggak masalah."
Jong Hyun menggeleng lemah. "Aku sudah tidur dengan dia. Mianhae... Aku sudah tidak pantas untuk kamu. Kita sudahi saja semuanya." Jong Hyun bangkit dan meninggalkan Yoona. Yoona tak kalah cepat menarik tangan Jong Hyun.
"Dengar, aku tidak peduli bagaimanapun kamu, bagaimana masa lalu kamu atau apapun yang telah kamu lakukan. Aku mencintaimu, dan apapun yang ada di diri kamu. Jebal jangan pergi." Kristal bening langsung meluncur di pipinya.
"Mianhae" jong hyun melepaskan genggaman tangan itu, lalu pergi.. Pergi meninggalkan kenyataan yang tidak pernah ingin Yoona akui di senja pertama saat Yoona menjemput Jong hyun di bandara.


***
Yoona tersenyum getir menatap pantulan dirinya di tepi sungai. Anak malang. Yoona justru mengasihani dirinya. Buatnya tak ada lagi harapan untuk hidup sejak senja pertama itu. Dia kehilangan Jong Hyun, sama saja seperti dia kehilangan hidupnya.
"Hyuni... Saranghae" Yoona menutup matanya lantas melompat ke sungai itu.
Dan di belakangnya, Min Hyuk terduduk lemas saat raga gadis yang sangat ia sayangi sudah terbenam dalam sungai itu.
Yoona pergi... Menjemput bayangan Jong Hyun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Bismillahirrohmanirrohimmm