Cari Blog Ini

Mukoddimah

Bismillahirrohmaninnrohim...

Kamis, 26 November 2009

Paris Van Java in Love (6 calon Pegawai PLN)

Pagi ini terasa begitu indah. Matahari bersinar begitu cerahnya. Tak seperti biasanya, pagi ini Lyra bangun lebih awal. sejak pukul 6 pagi tadi, Lyra sudah bersiap dengan tas besarnya yang terisi penuh dengan baju-baju. Hari ini, seperti yang telah direncanakan sebelumnya, Lyra bersama teman-temannya, Nea, Aira, Idham dan Gahara, pergi ke Bandung untuk mengikuti tes tahap II penerimaan pegawai PLN setelah sebelumnya mereka dinyatakan lulus dalam tes tahap I. Mereka berjanji berkumpul di pasar dekat rumah Lyra tepat pukul 9 pagi. Dengan baju dan jilbab yang serba pink, Lyra berangkat dengan penuh keceriaan ke tempat yang telah dijanjikan. Belum ada yang datang waktu Lyra sampai. Dengan penuh rasa sabar, dia menunggu kedatangan teman-temannya itu.
"Hai, Ra. Sorry telat. Udah lama?", sapa seorang teman Lyra, Idham dari arah belakang Lyra. Idham datang tepat 5 menit kemudian.
"Aku baru datang. Yang lain mana?"
"Nggak tahu. Mungkin lagi pada OTW",kata Idham yang terlihat begitu keren dengan kaos warna ungu dipadu dengan jaket warna putih.
"Hai... Hai... Hai..." Teriak Nea yang masih ada di boncengan motor kepada kedua temannya. Nea datang dengan diantar oleh ayah tercintanya.
Lyra dan Idham membalas dengan senyum. Nea turun dari motornya lalu menghampiri kedua temannya. "Udah lama tah nunggunya?" kata Nea dengan bahasa Indonesia campur Cirebonnya sambil terus membereskan rambutnya yang diikat.
"Baru ko", jawab Lyra singkat "Eh, Nea, kemalin ini Idham, temannya Gahara yang sering aku ceritain" kata Lyra lagi.
"Oh... Kamu bareng sama Gahara, Ly?" Nea terkejut mendengar ucapan Lyra. Setahu Nea, Gahara itu adalah First Love Lyra yang sering Lyra banggakan di depannya dan semua temnnya di SMK.
Lyra hanya mengangguk. "Terus Gaharanya mana?" Tanya Nea lagi.
"Belum dateng, namanya juga BJ, Beli Jelas pasti ngaret." Lyra jadi ngomel sendiri.
"Eh, iya, katanya Dimas mau bareng. Boleh nggak?" Tanya Idham
"Dimas? yang temen kamu itu tah? yang orangnya item itu?" Lyra balik tanya.
"Iya..iya..bener. Tahu sih, Ly?" Ucap Idham semangat.
"Iya waktu lihat pengumuman sama Gahara kemarin, Dimas dateng terus dengan muka agak bloonnya dia bilang bisa cariin namanya nggak soalnya dia nggak bisa ngoperasiin internet. Gitu."
Nea tertawa, dia pikir rasanya sangat lucu, ko bisa ada siswa STM Negeri 1 yang orang bilang RSBI dan langganana juara LKS tingkat propinsi tidak bisa mengoperasikan internet.
Lyra tersenyum begitu melihat seseorang yang ia tunggu datang dengan dibonceng naik sepeda oleh bapaknya.
"Eh, sory, Gue telat", cowok itu menghampiri Lyra, Nea dan Idham.
"Nggak apa-apa, Ga. Belum pada datang ko", Lyra tersenyum lagi.
"Nunggu siapa lagi?" Ucapnya sambil tersenyum, mempesona. Kulitnya yang putih makin putih dengan balutan sweater hitam, senyumnya terus mengembang.
"Aira masih di jalan sama Dimas juga kata IDham, dia mau berangkat bareng" Jelas Lyra.
"Oh... " Gahara berbalik arah, menghampiri bapaknya -Pak Dirman- yang masih setia menunggui anak lelaki kebanggaannya itu. " Bapak,pulang dulu aja, Aga masih nungguin temen."
"Kamu nggak apa-apa Bapak tinggal pulang,cung?"Pak Dirman berkata lembut. Cung, itu panggilan sayang untuk anak laki-laki di Cirebon, dari kata Kacung, tapi bukan berarti pembantu. Itulah Bahasa Cirebon. "Yo wis, Cung, Bapak balik yo" Pak Dirman berbalik arah, lalu dengan kuatnya kembali mengayuh sepeda Forevernya menuju ke rumahnya> Home sweet home.
Lyra tersenyum kagum melihat Gahara. Dia, laki-laki yang tadi pamit sama bapaknya, itu memang mengagumkan. Rela menunda melanjutkan sekolah ke SMA selama 1 tahun dan bekerja menjadi buruh rotan hanya untuk menabung uang, agar ia tidak merepotkan orang tuanya yang juga bekerja sebagai buruh rotan untuk membiayai sekolahnya, terlebih lagi, adik Gahara banyak, dan yang paling besar, Andini -yang juga sahabat Lyra- melanjutkan sekolahnya ke SMP waktu itu. Kini, lelaki muda itu ada di hadapannya, akan melakukan perjalanan jauh bersama. Ke Bandung.
Gahara kembali menghampiri teman-temannya. Dia tersenyum penuh arti kepada Lyra. Senyum siap tempur demi mendapatkan tiket menjadi pegawai PLN, seperti cita-citanya.
"Oh iya, Aga" Lyra memanggil Gahara dengan sebutan nama kecilnya, Aga "Ini kenalin, temen aku, Nea"
"Hai Gahara..." Nea tersenyum girang.
Drrttt... Drrrttt.... Hape Lyra bergetar, ada sms masuk rupanya. Dari Aira.
Lyra langsung memalingkan pandangannya dari hape, dia melihat ke seliling. Sesaat kemudian, senyumnya mengembang, tangannya melambai ke arah seberang, Aira datang dengan sweater warna merahnya. Aira berlari kecil menghampiri sahabat-sahabatnya.
"Hai... lama ya? Maaf." Aira tertawa, "Ly, ini siapa?" Aira menunjuk Idham dan Gahara.
"Oh, yang baju ungu itu Idham, yang putih itu Gahara"
"Hai semuanya" sapa Aira.
Waktu makin terus berputar, jam di tangan Lyra sudah menunjukkan pukul 10.30. Meleset 1 jam 30 menit. Benar-benar khas orang Indonesia.
"Udah, ke pinggir jalan aja dulu. Nungguin bis sekalian nunggu Dimas juga." Ajak Lyra.
Mereka semua menuju penggir jalan.Tak lama setelah itu, Dimas datang, disusul dengan bis ekonomi Sahabat jurusan Cirebon-Bandung.

Pengikut

Bismillahirrohmanirrohimmm